November 29, 2024

Kegiatan Manasik Haji di SMP Negeri 69 Jakarta

Kegiatan manasik haji di SMP Negeri 69 Jakarta menjadi salah satu momen penting dalam upaya memperdalam pemahaman siswa tentang rukun Islam kelima. Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh semangat dan antusias oleh seluruh siswa kelas 9, di bawah arahan Kepala Sekolah, Bapak Sugiyarto, M.Pd., serta koordinasi Ibu Kasatpel Sri Murdiasih, S.Pd. Manasik ini menjadi bagian dari pembelajaran agama Islam yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif, sehingga siswa dapat memahami dengan lebih baik pelaksanaan ibadah haji secara aplikatif.

Pada hari pelaksanaan, halaman sekolah telah disulap menjadi miniatur kota suci Mekkah. Lokasi-lokasi penting seperti Ka’bah, bukit Shafa dan Marwah, serta padang Arafah direpresentasikan dengan kreatif menggunakan alat peraga sederhana. Persiapan ini dilakukan dengan kerja sama seluruh guru, terutama Bapak Ustad Fauzi, S.Ag dan Bapak Aminulloh, S.Kom, sebagai guru pendidikan agama islam, kegiatan manasik haji di SMP Negeri 69 Jakarta juga dampingi oleh Bapak Kholid, S.Pd sebagai wakil bidang akademik, Ibu Siti Rahmani S.Pd sebagai wakil bidang kesiswaan dan Ibu Mardon S.Pd sebagai wakil bidang sarana prasarana dan bapak Satria Wijayanto, S.Pd sebagai pembina OSIS serta pemdampingan dari wali kelas masing-masing dan perwakilan orang tua. Siswa kelas 9 mulai berkumpul sejak pagi untuk mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh semangat.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Kepala Sekolah, Bapak Sugiyarto, M.Pd., yang menyampaikan pentingnya kegiatan manasik haji dalam membentuk karakter dan spiritualitas siswa. Beliau menjelaskan bahwa ibadah haji adalah rukun Islam yang membutuhkan kesiapan fisik, mental, dan spiritual yang matang. Meskipun sebagian besar siswa mungkin belum memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah haji dalam waktu dekat, simulasi ini diharapkan dapat menanamkan pemahaman mendalam tentang makna dan tata cara pelaksanaannya.

Setelah sambutan dari kepala sekolah, Ibu Kasatpel Sri Murdiasih, S.Pd., juga memberikan motivasi kepada siswa. Beliau mengingatkan bahwa haji bukan hanya perjalanan fisik ke Tanah Suci, tetapi juga perjalanan spiritual yang memerlukan keikhlasan dan ketakwaan. Dengan penuh semangat, Ibu Sri mengajak siswa untuk mengikuti setiap tahapan manasik haji dengan serius, karena kegiatan ini adalah kesempatan berharga untuk belajar lebih dekat tentang Islam.

Pelaksanaan manasik haji dipandu oleh Bapak Ustad Fauzi, S.Ag., yang memberikan arahan langsung kepada siswa. Dimulai dengan penjelasan tentang niat ihram dan doa yang harus dilafalkan saat memulai ibadah haji. Siswa diajarkan bagaimana mengenakan pakaian ihram yang menjadi simbol kesederhanaan dan persamaan di hadapan Allah SWT. Penjelasan yang diberikan oleh Ustad Fauzi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga mereka merasa terlibat dalam setiap tahapannya.

Tahapan selanjutnya adalah simulasi tawaf, yaitu mengelilingi replika Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dengan penuh khidmat, siswa melafalkan doa yang dipandu oleh Bapak Ustad Fauzi. Sambil melaksanakan tawaf, siswa diberikan pemahaman bahwa ibadah ini merupakan simbol penghambaan kepada Allah SWT dan pengakuan bahwa Dia adalah pusat dari segala kehidupan. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan tata cara tawaf, tetapi juga mengingatkan siswa untuk senantiasa menjadikan Allah sebagai tujuan hidup mereka.

Setelah tawaf, siswa melanjutkan dengan sa’i, yaitu berjalan bolak-balik antara replika bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Simulasi ini menjadi salah satu bagian yang paling menarik karena siswa diajak untuk memahami makna perjuangan dan kesabaran yang tercermin dari kisah Hajar dalam mencari air untuk putranya, Ismail. Bapak Ustad Fauzi memberikan penjelasan bahwa sa’i adalah simbol usaha manusia dalam menghadapi tantangan hidup dengan keyakinan kepada pertolongan Allah.

Setelah sa’i, siswa diarahkan menuju replika Padang Arafah, tempat mereka melaksanakan simulasi wukuf. Dalam sesi ini, siswa diajak untuk berintrospeksi dan merenungkan makna kehidupan. Dengan suasana yang khusyuk, Bapak Aminulloh, S.Kom., memberikan tausiyah singkat tentang pentingnya memohon ampunan dan meningkatkan kualitas diri. Siswa diajak untuk menulis doa dan harapan mereka di atas selembar kertas yang kemudian dibacakan secara bergantian. Momen ini menjadi salah satu pengalaman spiritual yang mendalam bagi siswa.

Tahapan berikutnya adalah melempar jumrah, yang dilakukan di replika Mina. Siswa diajarkan cara melontar batu kerikil sebagai simbol perlawanan terhadap godaan setan. Simulasi ini juga diselingi dengan penjelasan tentang pentingnya keteguhan iman dalam menghadapi godaan yang dapat menjauhkan manusia dari jalan kebenaran.

Seluruh rangkaian kegiatan manasik haji diakhiri dengan tahapan tahallul, yaitu mencukur rambut sebagai simbol penyempurnaan ibadah haji. Dalam simulasi ini, siswa diajarkan makna tahallul sebagai tanda penyucian diri setelah melaksanakan seluruh rangkaian ibadah.

Kegiatan manasik haji ini tidak hanya menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa, tetapi juga memberikan kesan mendalam tentang makna ibadah haji. Dengan bimbingan Bapak Ustad Fauzi dan Bapak Aminulloh, siswa mendapatkan pemahaman praktis yang memperkuat pengetahuan teoritis yang telah diajarkan di kelas. Peran wali kelas juga sangat penting dalam mendampingi siswa, memastikan mereka mengikuti setiap tahapan dengan baik.

Ibu Kasatpel Sri Murdiasih, S.Pd., dalam penutupan kegiatan, menyampaikan rasa bangganya kepada seluruh siswa yang telah mengikuti manasik haji dengan penuh antusiasme. Beliau juga mengapresiasi kerja keras seluruh guru dan staf yang telah mempersiapkan kegiatan ini dengan baik. Ibu Sri berharap, kegiatan ini dapat menjadi bekal spiritual bagi siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, Kepala Sekolah Bapak Sugiyarto, M.Pd., juga mengapresiasi kegiatan ini sebagai salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran agama Islam. Beliau menegaskan bahwa pembelajaran yang aplikatif seperti ini adalah langkah strategis untuk menanamkan nilai-nilai agama secara mendalam. Bapak Sugiyarto juga mengingatkan siswa untuk selalu bersyukur atas kesempatan belajar yang mereka miliki dan terus mengembangkan diri menjadi generasi yang berakhlak mulia.

Bagi siswa, kegiatan manasik haji ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Mereka merasa lebih memahami setiap tahapan dalam ibadah haji dan makna di balik setiap ritual. Banyak siswa yang mengungkapkan keinginannya untuk suatu hari nanti dapat melaksanakan ibadah haji yang sesungguhnya.

Pelaksanaan manasik haji di SMP Negeri 69 Jakarta menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter siswa. Dengan melibatkan seluruh elemen sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga wali kelas, kegiatan ini menjadi simbol kerja sama dalam mendidik generasi penerus bangsa.

Manasik haji ini menjadi bukti nyata bahwa pembelajaran agama dapat disampaikan dengan cara yang menarik dan aplikatif. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, siswa tidak hanya belajar tentang tata cara ibadah haji, tetapi juga tentang nilai-nilai kehidupan seperti kesabaran, keikhlasan, dan semangat pengorbanan. Semoga kegiatan ini terus menjadi tradisi di SMP Negeri 69 Jakarta, memberikan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk melakukan hal serupa.

Share